Semoga Bermanfaat ^_^

Kamis, 05 Januari 2012

PENGERINGAN

Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara simultan, yang memerlukan energi panas untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan bahan, yang dikeringkan oleh media pengering yang biasanya berupa panas. Tujuan pengeringan adalah mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti. Dengan demikian bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lebih lama. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada 2 golongan, yaitu:
a.       Faktor yang berhubungan dengan udara pengering. Yang termasuk dalam golongan ini adalah suhu, kecepatan volumetrik aliran udara pengering, dan kelembaban udara.
b.      Faktor yang berhubungan dengan sifat bahan. Yang termasuk dalam golongan ini adalah ukuran bahan, kadar air awal, dan tekanan parsial dalam bahan.
Bahan pangan yang dihasilkan dari produk-produk pertanian pada umumnya mengandung kadar air.
Kadar air tersebut apabila masih tersimpan dan tidak dihilangkan, maka akan dapat mempengaruhi kondisi fisik bahan pangan. Contohnya, akan terjadi pembusukan dan penurunan kualitas akibat masih adanya kadar air yang terkandung dalam bahan tersebut. Pembusukan terjadi akibat dari penyerapan enzim yang terdapat dalam bahan pangan oleh jasad renik yang tumbuh dan berkembang biak dengan bantuan media kadar air dalam bahan pangan tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan adanya suatu proses penghilangan atau pengurangan kadar air yang terdapat dalam bahan pangan sehingga terhindar dari pembusukan ataupun penurunan kualitas bahan pangan. Salah satu cara sederhananya adalah dengan melalui proses pengeringan. Pengeringan merupakan tahap awal dari adanya pengawetan.
Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air menuju udara karena adanya perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan. Tujuan pengeringan antara lain agar produk dapat disimpan lebih lama, mempertahankan daya fisiologi biji-bijian/benih, mendapatkan kualitas yang lebih baik.
Proses pengeringan tebagi dalam tiga kategori, yaitu: Pengeringan udara dan pengeringan yang berhubungan langsung di bawah tekanan atmosfir. Dalam hal ini panas dipindahkan menembus bahan pangan, bik dari udara maupun permukaan yang dipanaskan. Uap air dipindahkan dengan udara. Pengeringan hampa udara. Keuntungan dalam pengeringan hampa udara didasarkan pada kenyataan bahwa penguapan air terjadi lebih cepat pada tekanan rendah daripada tekanan tinggi. Panas yang dipindahkan dalam pengeringan hampa udara pada umumnya secara konduksi, kadang-kadang secara pemancaran. Pengeringan beku. Pada pengeringan beku, uap air disublimasikan keluar dari bahan pangan beku. Struktur bahan pangan dipertahankan dengan baik pada kondisi ini. Suhu dan tekanan yang sesuai harus dipersiapkan dalam alat pengering untuk menjamin terjadinya proses sublimasi.

Tanaman Kelapa

Tanaman kelapa dikenal sebagai pohon yang mempunyai banyak kegunaan, mulai dari akar sampai pada ujungnya (daun), dari produk non-kuliner maupun kuliner/makanan, dan juga produk industri sampai produk obat-obatan. Bagi banyak negara di dunia,tanaman ini disebut sebagai "Pohon Kehidupan". Tinggi pohon kelapa dapat mencapai 15 sampai 30 meter di daerah perkebunan. Batang pohon di lingkari dengan parutan/ goretan bekas daun-daun tua yang sudah rontok. Bagian paling atas dari batang di mahkotai dengan  daun-daun berbentuk bunga mawar.
Syarat tumbuhnya :
a.       Tanah yang ideal untuk penanaman kelapa adalah tanah berpasir , berabu gunung, dan tanah berliat. dengan pH tanah 5,2 hingga 8 dan mempunyai struktur remah sehingga perakaran dapat berkembang dengan baik.
b.      Sinar matahari banyak minimal 120 jam perbulan , jika kurang dari itu produksi buah akan rendah.
c.       Suhu yang paling cocok adalah 27 C dengan variasi rata-rata 5-7 C, suhu kurang dari 20 C tanaman kurang produktif.
d.      Curah hujan yang baik 1300-2300 mm/th. Kekeringan panjang menyebabkan produksi berkurang 50% , sedangkan kelembapan tinggi menyebabkan serangan penyakit jamur.
e.       Angin yang terlalu kencang terkadang merugikan tanaman yang terlalu tinggi terutama varietas dalam.
Klasifikasi tanaman kelapa                  :
Kingdom                                             : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom                                        : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi                                         : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                                                   : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                                                   : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas                                            : Commelinidae
Ordo                                                    : Zingiberales
Famili                                                  : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus                                                  : Amomum
Spesies                                                 : Amomum cardamomum L.

Tanaman Mangga

Tanaman mangga tumbuh dan berproduksi optimal pada daerah dengan ketinggian 0-500 m dpl dengan suhu harian 26 o - 28 o C.  Apabila suhu udara di atas 42 o C akan merusak tanaman.  Curah hujan optimal 1000-2500 mm per tahun.  Pembungaan pada tanaman mangga memerlukan musim kemarau yang jelas, bulan kering 4- 6 bulan (curah hujan per bulan kurang dari 60 mm), dengan jumlah bulan basah kurang dari 7 bulan (curah hujan per bulan lebih dari 100 mm), musim hujan di luar musim berbunga. Daerah ini termasuk tipe C, D, dan E menurut klasifikasi Schmid dan Ferguson. Dari potensi produksi 120 kg/pohon, tanaman mangga di Indonesia hanya menghasilkan 40 kg/pohon.  Produktivitas per tahun beberapa mangga unggul antara lain mangga Golek-31 sebesar 52,3 kg/pohon, mangga Manalagi-69 sebesar 36,5 kg/pohon dan mangga Arumanis-143 sebesar 54,7 kg/pohon. Musim panen mangga berlangsung dari bulan Agustus sampai Desember.  Musim panen mangga terjadi seragam di Jawa dan Bali.  Pada bulan November terjadi panen raya mangga.  Harga buah mangga cenderung menurun setelah panen raya. Hal ini disebabkan preferensi konsumen beralih ke jenis buah-buahan yang lain.  Harga mangga akan menaik lagi menjelang panen bersamaan menaiknya preferensi konsumen.  Pembungaan di luar musim menjadi kurang ekonomis bila belum didapatkan pemasaran yang memerlukan suplai kontinyu.
Klasifikasi tanaman mangga                                :
Kingdom                                                              : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom                                                         : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi                                                         : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
 Divisi                                                                   : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas                                                                   : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas                                                             : Rosidae
 Ordo                                                                    : Sapindales
 Famili                                                                  : Anacardiaceae
Genus                                                                   : Mangifera
 Spesies                                                                : Mangifera indica L.

Tanaman kapulaga

Kapulaga adalah sejenis buah yang sering digunakan sebagai rempah (bumbu) untuk masakan tertentu dan juga untuk campuran jamu. Ada dua macam kapulaga yang banyak digunakan di Indonesia, yakni kapulaga Jawa (Amomum compactum) dan kapulaga sabrang atau kapulaga India (Elettaria cardamomum); kedua-duanya termasuk ke dalam suku jahe-jahean atau Zingiberaceae. Di Indonesia, yang umum disebut kapulaga adalah A. compactum itulah; sementara di negara-negara yang berbahasa Inggris yang umum disebut cardamom (true cardamom) adalah jenis E. cardamomum (lihat pada catatan di bawah). Uraian berikut ini merujuk pada A. compactum, tumbuhan asli dari Jawa, yang dahulu dikenal sebagai A. cardamomum. Kapulaga terutama ditanam orang untuk buahnya, yang setelah dikeringkan diperdagangkan sebagai bumbu atau rempah-rempah. Kapulaga merupakan unsur penting dalam masakan soto Betawi. Pucuk (tunas) kapulaga digemari sebagai lalap, baik mentah, dikukus, atau direbus.
Dari bijinya diekstrak minyak atsiri yang dimanfaatkan dalam industri parfum dan bahan pewangi. Bijinya juga digunakan sebagai bahan obat tradisional untuk menyembuhkan sakit perut, batuk, dan sebagai penguat tubuh setelah melahirkan. Air rebusan semua bagian tanaman diminum jika badan terasa lemas dan untuk meringankan sakit rematik. Rimpangnya yang ditumbuk dan dikeringkan dipakai untuk mengatasi demam dan sakit usus. Biji kapulaga yang dikeringkan mengandung 2-4% minyak esensial, yang terutama terdiri dari 1,8-cineol (hingga 70%), β-pinen (16%), α-pinen (4%), α-terpineol (5%) dan humulen (3%). Rimpang dan akar segar mengandung minyak esensial sekitar 0,1%, yang berisi 1,8-cineol.
Klasifikasi tanaman kapulaga              :
Kingdom                                                         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom                                                    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi                                                     : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                                                               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                                                               : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas                                                        : Commelinidae
Ordo                                                                : Zingiberales
Famili                                                              : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus                                                              : Amomum
Spesies                                                             : Amomum cardamomum L.

Tanaman Talas

Tanaman talas mengandung asam perusi (asam biru atau HCN). Sistim perakaran serabut, liar dan pendek. Umbi mempunyai jenis bermacam-macam. Umbi dapat mencapai 4 kg atau lebih, berbentuk selinder atau bulat, berukuran 30 cm x 15 cm, berwarna coklat. Daunnya berbentuk perisai atau hati, lembaran daunnya 20-50 cmpanjangnya, dengan tangkai mencapai 1 meter panjangnya, warna pelepah bermacam-macam. Perbungaannya terdiri atas tongkol, seludang dan tangkai. Bunga jantan dan bunga betina terpisah, yang betina berada di bawah, bunga jantan di bagian atasnya, dan pada puncaknya terdapat bunga mandul. Buah bertipe buah buni. Bijinya banyak, bentuk bulat telur, panjangnya ± 2 mm.
Berbagai jenis talas terdapat di daerah Bogor adalah Talas Sutera, Talas Bentul dan Talas Ketan. Talas Sutera memiliki daun yang berwarna hijau muda dan dan berbulu halus seperti Sutera. Di panen pada umur 5-6 bulan. Umbinya kecoklatan yang dapat berukuran sedang sampai besar. Talas Bentul memiliki umbinya lebih besar dengan warna batang yang lebih ungu di banding Talas Sutera. Talas Bentul dapat dipanen setelah berumur 8-10 bulan dengan umbi yang relatif lebih besar dan berwarna lebih muda kekuning-kuningan. Talas Ketan warna pelepahnya hijau tua kemerahan. Di Bogor dikenal pula jenis talas yang disebut Talas Mentega (Talas Gambir/Talas Hideung), karena batang dan daunnya berwarna unggu gelap. Jenis talas lain biasanya tidak di kosumsi karena rasanya tidak enak atau gatal. Contohnya adalah Talas Sente yang berbatang dan berdaun besar, banyak digunakan untuk pajangan dan daunnya sering digunakan untuk makanan ikan. Sedang talas Bolang memunyai rasa yang gatal, dengan batang dan daun yang bertotol-totol.
Klasifikasi tanaman talas                               :
Kingdom                                                        : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom                                                   : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi                                                   : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                                                              : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                                                              : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas                                                       : Arecidae
Ordo                                                               : Arales
Famili                                                             : Araceae (suku talas-talasan)
Genus                                                             : Xanthosoma
Spesies                                                           : Xanthosoma sagittifolium (L.)

Tanaman Melinjo

Melinjo berperawakan pohon yang ramping, berkelamin dua dan selalu hijau, dengan batang yang lurus sekali, tingginya 5-10 m; kulit batangnya berwarna kelabu, ditandai oleh gelang-gelang menonjol secara nyata; cabang-cabangnya berbagai ukuran dan letaknya melingkari batang, terus sampai di pangkal bacang. Cabang itu menebal di pangkalnya. Daun-daunnya berhadapan, berbencuk jorong, berukuran (7,5-20) cm x (2,5-10) cm; tulang daun sekunder melengkung dan bersatu di ujungnya. Perbungaannya menyendiri dan keluar dari ketiak daun, juga dari batang yang celah tua, panjangnya 3-6 cm, dengan bunga-bunganya tersusun dalam bentuk lingkaran di buku-bukunya. Bunga betina sebanyak 5-8 kuntum pada setiap buku perbungaan, bentuknya bundar dan melancip ke ujungnya. Buahnya mirip buah geluk, berbentuk jorong, panjangnya 1-3>5 cm, berembang (apiculate) pendek, berbulu halus, mula-mula berwarna kuning, kemudian berubah menjadi merah sampai lembayung jika macang. Bijinya satu butir per buah, berukuran besar dan berkulit tanduk. Proses embriogenesisnya mungkin belum tuntas sewaktu biji itu jatuh dari pohon, perkembangan selanjutnya terjadi sewaktu biji sudah tergeletak di tanah. Biji itu memerlukan waktu beberapa bulan sampai 1 tahun untuk mulai berkecambah. Fase yuwananya berlangsung 5-8 tahun. Munculnya ranting secara serempak dan pembungaannya berlangsung terus-menerus sepanjang tahun, tetapi keadaan iklim di sentra-sentra utamanya menyebabkan adanya tingkatan kesinkronan, yang seringkali menjurus ke cerjadinya 2 kali masa panen per tahunnya.
Pohon melinjo tumbuh liar di hutan-hutan hujan, pada ketinggian sampai 1200 m dpl.; umum dijumpai di pinggiran sungai di Niugini. Lahan yang mengalami musim kering yang nyata tampaknya disenangi untuk pembudidayaan melinjo, barangkali karena panennya dapat sekaligus pada lingkungan yang demikian itu. Rupa-rupanya tidak ada persyaratan khusus mengenai kualitas tanah dan kedalamannya, tetapi diperlukan retensi kelembapan yang memadai, demikian juga air rembesan atau irigasi, untuk menjembatani musim kemarau. Pohon melinjo dianjurkan untuk program penghijauan wilayah.
Klasifikasi tanaman melinjo                  :
Nama Umum                                          :Melinjo
Divisi                                                        :Gnetophyta
Kelas                                                        :Gnetopsida
Bangsa                                                     :Gnetales
Suku                                                        :Gnetaceae
Marga                                                      :Gnetum
Jenis                                                         :Gnetum gnemon L

Tanaman Babandotan

Babadotan merupakan tumbuhan herba setahun yang tingginya dapat mencapai 30 sampai 90 cm dan tumbuh tegak atau batang bawah berbaring. Batang bulat berambut panjang dan bercabang. Daun tunggal, bertangkai, bentuk bulat telur tetapi bergerigi, ujung runcing, pangkal membulat, panjang 3 sampai 4 cm, lebar 1 sampai 2,5 cm, letak berhadapan bersilang, dan daun berwarna hijau. Bunga majemuk, terletak diketiak daun, panjang 6 sampai mm, berwarna putih dan ungu dan tiap tangkai berkumpul tiga atau lebih kuntum bunga majemuk. Buah bulat panjang berwarna hitam. Babadotan dapat tumbuh dilingkungan sampai ketinggian 2.100 m dpl, di ladang tandus, padang rumput, pinggir jalan dan kebun-kebun. Daun dan bunga babadotan mengandung saponin, flavonoid dan polifenol. Selain itu, daunnya mengandung minyak asiri. Daun babadotan berkhasiat sebagai obat luka baru, wasir, sakit dada, mata dan perut. Sementara akarnya dapat digunakan sebagai obat demam.
 Klasifikasi tanaman bebandotan                         :
Kingdom                                                              : Plantae
Divisi                                                                    : Magnoliophyta
Class                                                                     : Magnoliopsida
Orde                                                                     : AsteralesFamily : Asteraceae/Compositae
Trive                                                                     : Eupatorieae
Genus                                                                   : Ageratum
Spesies                                                                 : Ageratum Conyzoides